Masalah kebahagiaan dan masalah ketakutan adalah
masih misterius bagi kader HMI saat ini. Sebab kebanyakan tujuan kita ber-HMI
adalah mencapai suatu kebahagiaan dan mnghindari kesengsaraan. Kebanyakan motivasi
kader HMI adalah mencari kesenangan dunia (
Marxisme ) menjanjikan kebahagiaan bagi calon kader HMI. Jadi, jangan heran
ketika mereka sudah di lingkungan HMI,
mereka akan menagih janji – janji itu. Ini merupakan kesalahan dalam berpikir (Fallacy
of Though). Gambaran
tentang wujud kebahagiaan atau kesengsaraan itu sangat absurd. Seharusnya yang
menjadi motivasi kita ber-HMI adalah ideologi perjuangan, keislaman dan
kebangsaan. Hakikat kebahagiaan yang di janjikan adalah kesengsaraan yang di
sembunyikan, sewaktu – waktu kesengsaraan itu akan muncul kepermukaan.
Dalam
agama-agama disebutkan tentang wujud kebahagiaan dan kesengsaraan itu dinyatakan
dalam konsep-konsep tentang kehidupan di surga dan neraka. Dalam organisasi
Himpunan Mahasiswa Islam kesengsaraan itu berupa distorsi, seperti haus akan
kekuasaan hingga melupakan kekeluargaan. Kesengseraan itu akan terus berkembang
menyebar seperti racun. Kita lihat bagaimana dinamika Pengurus Besar Himpunan
Mahasiswa Islam Periode 2018 – 2020 saat ini. Terjadi perpecahan di dalam tubuh
PB HMI itu sendiri sampai terjadi kekerasan fisik antar sesama pengurus. Diawal
pelantikan saling bergandengan tangan dan berpelukan, namun kini saling berperang
dengan membawa parang. Demi kekuasaan hilang hakikat nilai – nilai dasar
perjuangan. PB HMI seharusnya menjadi panutan serta acuan bagi kader – kader HMI
senusantara, karena PB HMI dasarnya adalah kader paripurna yang terbaik dari
seluruh cabang di Indonesia untuk mengemban mission HMI.
Bagaimana
HMI siap menghadapi dan memberi solusi terhadap tantangan eksternal, sementara
HMI berasyik dengan suasana konflik internal. HMI tengah terjerat pada hal –
hal yang sesungguhnya tak perlu terjadi, yang menghambat ruang gerak sebagai
organisasi perjuangan. Tak perlu terjadi perpecahan apabila salah satunya mau
berbesar hati untuk kemajuan organisasi yang kita cintai ini.
Penulis
disini bersifat objektif dalam menilai, tidak memihak di antara kedua belah
pihak. Penulis menawarkan atas permasalahan PB HMI saat ini agar melakukan
konsolidasi nasional. Ada pihak ketiga untuk menengahi kedua belah pihak. Konsolidasi
ini penting demi kebaikan organisasi, serta memperkuat silaturahmi, untuk
menyamakan persepsi dan pandangan demi kemajuan HMI. Insya Allah dengan
konsolidasi nasional ini, benih konflik yang sempat timbul akan hilang. Dan akan
diganti dengan semangat persaudaraan dan berpelukan, senasib sepenanggungan dan
seperjuangan menuju tujuan HMI. (NEWSHMI).
Comments
Post a Comment